ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MULTINASIONAL

Nama : 1. Frischa Lamria (23213587)
              2. Siti Nahdiatusaadah (28213574)
Kelas : 4EB11

Analisis Laporan keuangan Perusahaan Multinasional PT.Fast Food Indonesia Tbk. 
( Perusahaan KFC )
PT Fast Food Indonesia Tbk adalah pemegang hak waralaba tunggal KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978. Perseroan mendapatkan akuisisi waralaba pada tahun 1979 dengan pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.Peusahaan ini merupakan perusahaan multinsional di bidang fast food dengan Negara asalnya berasal dari amerika serikat.
Pengalaman sukses dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan selama lebih dari 30 tahun, tidak diragukan lagi telah menjadikan merek KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji di negara ini. Ekspansi jaringan restoran terus diupayakan supaya bisa hadir dekat dengan konsumen. Sejak empat tahun terakhir, Perseroan lebih berfokus pada pembukaan gerai bertipe free-standing (gerai yang berada di bangunan yang berdiri sendiri) yang memberikan fleksibilitas yang lebih dalam jam operasi dengan fasilitas lengkap untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Pada akhir 2011, Perseroan mengoperasikan total 421 gerai, yang tersebar di 32 propinsi, di lebih dari 95 kota-kota di seluruh Indonesia, dan mempekerjakan sekitar 16.365 karyawan dengan hasil penjualan lebih dari Rp3,317 triliun.
Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan. Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan paket Menu Praktis yang terdiri atas produkproduk untuk dipesan bawa dan dikonsumsi dengan mudah dalam perjalanan, Colonel Burger, Crispy Strips, Twister. Colonel Yakiniku. Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan ‘Goceng’, yakni beberapa varian menu seharga Rp. 5.000, seperti Mocha Float dan OR Burger Delux.
Produk ini merupakan produk dengan penjualan tertinggi. Untuk memberikan keragaman pada kategori Menu Goceng, pilihan menu diganti dari waktu ke waktu untuk disesuaikan dengan selera konsumen. Selain itu, pada 2011, Perseroan mulai mengembangkan KFC Coffee, sebagai layanan baru di semua gerai KFC bertipe free-standing (gerai yang berada di bangunan yang berdiri sendiri), menyajikan rangkaian produk kopi berkualitas, disajikan panas maupun dingin, dilayani di counter terpisah dengan ruangan duduk tersendiri untuk para pecinta kopi. Untuk menarik konsumen pada jam-jam sepi, Perseroan juga mengenalkan minuman bernama Krushers dengan aneka pilihan rasa.

PT FAST FOOD INDONESIA
LAPORAN NERACA
PER 31 Desember 2015, 2016
(di sajikan dalam ribuan rupiah)

NAMA AKUN
2015
2016
AKTIVA


Aktiva Lancar


Kas
653.553.712
791.578.538
Piutang
129.348.303
127.141.307
Persediaan
166.545.921
203.264.413
Jumlah Aktiva Lancar
996.744.541
1.210.852.255



Aktiva Tidak Lancar


Aktiva tetap
377.532.110
410.374.493
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
1.313.791.829
1.366.967.318



TOTAL AKTIVA
2.310.536.370
2.577.819.573



KEWAJIBAN


Utang Lancar


Jumlah Utang Lancar
789.861.980
675.247.317



TOTAL KEWAJIBAN
1.195.619.040
1.354.608.586



EKUITAS


Modal Sendiri
1.114.917.330
1.223.210.987

PT FAST FOOD INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 Desember 2015, 2016
(di sajikan dalam ribuan rupiah)

NAMA AKUN
2015
2016
Penjualan
4.475.061.326
4.883.307.267



Laba Operasi
2.723.682.922
3.054.078.350



Laba Bersih
105.023.728
172.605.540

     A.    RASIO LIKUIDITAS

1.      Current Ratio (Rasio Lancar) adalah perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang harus segera dipenuhi. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam jangka pendek mampu ditutup oleh aktiva yang secara tepat dapat berubah menjadi kas.
Rumus:
Current Ratio                      =      Aktiva lancar
Hutang lancar

Current Ratio tahun 2015  =         996.744.54                  = 1,26
                                                789.861.980
Current Ratio tahun 2016 =          1.210.852.255             = 1,79
                                                675.247.317
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016 setiap hutang lancar Rp.1,- di jamin dengan Rp 1,26  dan Rp 1,79 aktiva lancar. Meskipun tidak ada standar khusus berapa current ratio yang paling baik, namun current ratio diatas 200%  di anggap baik , semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang perusahaan kepada kreditur. Dan bagi kreditur semakin tinggi rasio lancar , semakin baik. Hal ini menunjukan bahwa PT.Fast Food Indonesia Tbk pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan dalam melunasi kewajiban lancar dengan aktiva lancarnya atau dengan kata lain perusahaan mengalami permasalahan pada aktiva lancarnya sehingga perlu di cari solusi seperti menambah aktiva lancarnya dengan  menambah sebanyak mungkin kas yang ada di perusahaan.

2.   Cash ratio (Rasio Kas) adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dalam kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga kebijakannya tergantung pada manajemen.
Rumus
Cash Ratio                        =          Kas + Efek
                                                      Hutang Lancar
Cash Ratio 2015               653.553.712 + 0  = 0,83
                                              789.861.980
Cash Ratio 2016               791.578.538 + 0  = 1,72
                                               675.247.317
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016 setiap hutang lancar Rp.1,- di jamin dengan Rp 0,83 dan  Rp 1,72. kas dan efek yang akan diuangkan. Hal ini menunjukan bahwa pada tahun-tahun tersebut besarnya kas maupun efek yang segera dapat diuangkan yang disediakan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya meningkat. Secara umum kondisi cash ratio PT Fast Food Indonesia Tbk baik meskipun penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen karena tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio.

3.   Quick  Ratio (Rasio cepat) adalah Kemampuan membayar utang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).Rasio ini  dapat digunakan untuk mendapat kapasitas yang lebih besar dari pada current ratio dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah quick ratio jika dalam current rasio digunakan semua elemen aktiva lancar tetapi untuk quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar saja. Rasio ini di cari dengan menambah persediaan  selanjutnya dari hasil pemjumlahan aktiva lancar dan persedianaan di bagi dengan hutang lancar.
       Rumus    
 Quick Ratio                     =          Aktiva lancar + Persediaan
Hutang lancar
Quick Ratio 2015                        =          996.744.541 + 166.545.921    = 1,47
                                                                 789.861.980
Quick Ratio 2016                        =          1.210.852.255   + 203.264.413   = 2,09
                                                                 675.247.317
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016 setiap hutang lancar Rp.1,- di jamin dengan Rp 1,47 dan Rp 2,09. aktiva lancar dan persediaan. Dilihat dari tabel quick ratio diatas 100% yang berarti bahwa likuiditas dari PT. Fast Food Indonesia Tbk ini baik. Hal ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dan aktiva lancar yang lebih likuid . Biasanya quick rasio ini menjadi pusat perhatian para kreditur, mereka menghendaki perusahaan yang mampu menyediakan alat-alat likuid yang memadai, untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

4.     Net Working Capital adalah (Rasio Modal Kerja) adalah unsur kasar sumber kas yang potensial dari perusahaan. Rasio ini untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan bagaimana posisi dari modal kerja. Pihak menajemen juga berkepentingan atas beberapa dan bagaimana posisi dari modal kerja bersih dibanding dengan aktiva total yang dimiliki, dan kemudian digunakan penentuan kebijakan investasi dana yang diperoleh.
Rumus
Net Working Capital                  =         Aktiva lancar – utang lancar
jumlah aktiva
Net Working Capital 2015           =  996.744.541- 789.861.980   = 0,09
                                                                  2.310.536.370
Net Working Capital 2016          =  1.210.852.255 – 675.247.317  =  0,21
                                                                 2.577.819.573
 Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016  sebesar 9 %, dan  21%.  Hal ini baik karena total aktiva perusahaan membukikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik (surplus asset).


    B.     RASIO SOLVABILITAS
1.      Total debt to total capital assets adalah mengukur tingkat penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
Rumus
Total debt to total capital assets             =             Total Utang
                                                                                       Total aktiva
Total debt to total capital assets 2015      =          1.195.619.040  =  0,52
                                                                              2.310.536.370
Total debt to total capital assets 2016      =          1.354.608.586  =  0,52
                                                                              2.577.819.573
Analisis :
Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen asset perusahaan di biayai oleh hutang . Pada tahun 2015 dan 2016  terdapat Rp 0.52 dan Rp. 0,52 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menunjukan hutang. Debt Rasio PT Fast Food Indonesia Tbk, pada tahun 2015 dan 2016  sebesar 52% . Hal ini menunjukan bahwa hutang PT. Fast Food Indonesia Tbk bersifat stagnan. Maka perusahaan harus segera melunasi hutang tersebut agar angka ini tidak menjadi beban di tahun selanjutnya.

2.   Total debt to equity ratio     adalah membandingkan sumber pembiayaan utang jangka panjang terhadap modal pemegang saham
Rumus     
Total debt to equity ratio            =                Total Utang
                                                                     Modal sendiri
Total debt to equity ratio 2015     =          1.195.619.040    = 1,07
                                                                  1.114.917.330
Total debt to equity ratio 2016     =          1.354.608.586    =  1,11
                                                                  1.223.210.987
Analisis :
      Pada tahun 2015 dan 2016  terdapat Rp 1,07 dan Rp 1,11 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang. Dari tabel hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio dari tahun 2015  sampai 2016 mengalami kenaikan berarti  PT Fast Food Indonesia Tbk berada pada posisi buruk  karena berada diatas 100%. Sehingga kemungkinan hutang sulit untuk di bayar  oleh modal sendiri.



     C.    RASIO AKTIVITAS
1.   Average Collection Period adalah mengukur efisiensi pengelolaan piutang dagang yaitu dengan cara mengukur rata-rata umur tagihan piutang dagang dalam setahun
Rumus
Average Collection Period          =                ( Piutang  x  360 )
             Penjualan
Average Collection Period 2015   =   129.384.303 x 360   = 10,40
                                                               4.475.061.326
Average Collection Period 2016   =   127.141.307 x 360  =  9,37
                                                               4.883.307.267

Analisis :
Average Collection Periode adalah cara untuk menghitung jumlah hari dalam satu tahun dengan perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang dapat di katakan likuid apabila di kumpulkan relatif lebih singkat waktunya. Sementara terlihat bahwa PT. Fast Food Indonesia Tbk Pada tahun  2015 rata-rata dana yang berputar adalah 10,40 kali, pada tahun 2016 sekitar 9,37 kali. Hal ini menunjukan keefektifan investasi  yang terjadi selama periode tersebut sehingga keadaan ini harus di pertahankan oleh perusahaan untuk kelangsungan perusahaan.


2.   Fixed Asset  Turn Over     adalah mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
Rumus
Fixed Asset  Turn Over                          =          Penjualan
                                                                              Aktiva tetap
Fixed Asset  Turn Over 2015                   =          4.475.061.326    =  11,8
                                                                               377.532.110  
Fixed Asset  Turn Over 2016                   =          4.883.307.267    =  11,9
                                                                              410.374.493
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016  dana yang tertanam dalam aktiva tetap dalam satu tahun putaran 11,8 kali, dan 11,9 kali  atau setiap rupiah aktiva tetap dalam setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 11,8 dan Rp 11,9 semakin tinggi tingkat perputarannya maka akan semakin baik . hal ini menunjukan bahwa PT. Fast Food Indonesia Tbk berada pada kondisi yang naik.

3.   Account Receivable Turn Over adalah mengukur penjualan di bagi dengan piutang dagang.
Rumus
Account Receivable Turn Over             =          penjualan
                                                                              Piutang
Account Receivable Turn Over 2015       =          4.475.061.326    =  34.60
                                                                              129.348.303
Account Receivable Turn Over 2016        =         4.883.307.267   =  38,41
                                                                              127.141.307
Analisis :
Account Receivable Turn Over adalah cara untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perushaan yang berputar dalam satu tahun. Terlihat  Pada tahun 2015 dan 2016 PT. Fast Food Indonesia Tbk  rata-rata dana yang tertanam dalam piutang dalam satu tahun berputar adalah 34,60 kali dan 38,41 kali. Hal ini menujukan kenaikan piutang perusahaan dalam periode 2015 – 2016.

4. Total Assets Turnover adalah mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan untuk menunjang perusahaan.
Rumus
Total Assets Turnover                =         Penjualan
Jumlah Aktiva
Total Assets Turnover 2015           =         4.475.061.326    =  1,93
                                                                  2.310.536.370
Total Assets Turnover 2016          =          4.883.307.267    =  1,89
                                                                  2.577.819.573
Analisis :
Total Asset Turn Over adalah cara untuk mengukur perputaran dari semua asset yang di miliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat rasio ini maka akan semakin baik  namun pada PT. Fast Food Indonesia Tbk Pada tahun 2015 dan 2016 dana yang tercantum dalam aktiva tetap dalam satu putaran adalah 1,93 kali, dan 1,89 kali atau setiap rupiah aktiva tetap selama setahun menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1,93 dan Rp 189.Hal ini menunjukan bahwa perusahaan megalami penurunan penjualan sehingga perlu di cari solusi untuk mengatasinya yaitu dengan meningkatkan inovasi terhadap produk yang akan di jual sehingga dapat meningkatkan penjualan yang berimbas pada rasio ini.


    D.    RASIO PROFITABILITAS
1.   Operating Profit Margin adalah mengukur tingkat laba operasi terhadap penjualan bersih perusahaan
Rumus
Operating Profit Margin            =          Laba Operasi
                                                                        Penjualan
Operating Profit Margin 2015      =          2.723.682.922 =  0,61
                                                                  4.475.061.326
Operating Profit Margin 2016      =          3.054.078.350 =  0,62
                                                                  4.883.307.267
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016  setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0.61 dan Rp 0,62 atau jika dalam presentase perusahaan memperoleh laba operasi sebesar 61 % dan 62 %. Hal ini menunjukan bahwa perusahan mengalami kenaikan  dalam menghasilkan laba operasi perusahaan .




2.   Net Profit Margin adalah tingkat laba bersih terhadap penjualan
Rumus
Net Profit Margin                       =          Laba bersih
                                                                  Penjualan
Net Profit Margin 2015                =          105.023.728        =  0,02
                                                                  4.475.061.326
Net Profit Margin 2016                =          172.605.540      =  0,03
                                                                  4.883.307.267
Analisis :
Pada tahun 2015 dan 2016  setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih Rp 0.02 dan Rp 0.03 hal ini menunjukan perusahaan mengalami kenaikan laba pada periode 2015 – 2016.

3.   Return of Equity (ROE) adalah digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal pada perusahaan .
Rumus
Return of Equity (ROE)             =          Laba Bersih
                                                                  Modal
Return of Equity (ROE) 2015      =          105.023.728       =  0,09
                                                                  1.114.917.330
Return of Equity (ROE) 2016      =          172.605.540       =  0,14
                                                                  1.223.210.987
Analisis :
      Pada tahun 2015 dan 2016  kemampuan modal yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih adalah sebesar Rp 0.09, dan Rp 0.14  artinya rasio sebesar 9% dan 14% menunjukan bahwa tingkat pengembalian  yang di peroleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam periode 2015-2016 semakin menaik

4.   Return of Assets (ROA) adalah digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam mnghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Rumus
Return of Assets (ROA)             =          Laba Bersih  
                                                                  Total Aktiva
Return of Assets (ROA) 2015      =          105.023.728    =  0,04
                                                                  2.310.536.370
Return of Assets (ROA) 2016      =          172.605.540    =  0,07
                                                                  2.577.819.573
Analisis :
            Pada tahun 2015 dan 2016  kemampuan modal yang diinvestasikan atau ditanamkan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.04,- dan Rp 0.07,- menunjukan perusahaan terus mengalami kenaikan pada setiap tahunnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subyek Hukum, Obyek Hukum dan Hak Jaminan

Akuntansi Internasional